Detik-detik kepergianmuBy Ade Tauhid Pukul 07.30 pagi, aku mengantar anakku pergi ke rumah temannya. Saat kutinggalkan, Bapak masih tidur. Kebetulan

Menulis dari Hati
Detik-detik kepergianmuBy Ade Tauhid Pukul 07.30 pagi, aku mengantar anakku pergi ke rumah temannya. Saat kutinggalkan, Bapak masih tidur. Kebetulan
Aku ada ide, Umi(Nopiranti) Malam tadi gawai saya sedang dipegang anak kedua. Sementara notebook dipakai anak sulung. Jadinya saya mengalah
Terima Kasih, Abi (Nopiranti) Kemarin, Umi harus pergi dari pagi sampai sore menghadiri suatu acara. Sebelum berangkat, tiga bocah sudah
Episode: Belajar bicara part 1 Part sebelumnya di Surat untuk Putraku (Part 21): Anjuran Iktikaf untuk Laki-Laki “Adek ini cerewet,
Bangkit! Teruslah Lanjutkan Hidup Terkena kelainan tulang membuatku harus berteman dengan Rumah Sakit sedari kecil. Separuh masa kecilku dihabiskan
AKU HARUS BANGKIT Setelah kutulis ‘Perjuanganku Melepas Oppa‘ minggu lalu. Hari ini, aku akan berbagi cerita tentang bagaimana caraku bangkit
Surat untuk Putraku (Part 20): Kehamilan dan Persalinan yang Nyaman dan Damai Part sebelumnya di https://parapecintaliterasi.com/surat-untuk-putraku-part-19-dari-sakit-gigi-hingga-bronkhitis/ “Selamat ya, Emmy.” “Bayinya
Bila Maktri Larang Bukan Berarti Tak Sayang(Kapan Corona akan berakhir)By Ade Tauhid Maktri melongok jam dinding, sudah pukul setengah lima
Beribadah Memang Sebaiknya di Rumah, Kan? (Apalagi Bagi Petugas Rumah Sakit Sepertiku) Alhamdulillah, senang sekali bertemu Ramadan. Ups, bukankah Ramadan
La TahzanJika harus DI RUMAH SAJABy Ade Tauhid Pandemi COVID-19 sudah membuat orang orang di seluruh negeri tidak bisa ke