Judul: Support System
Penulis: Melani Pryta Dewi, dkk
Penerbit: Rumah Media, Jakarta
Sinopsis:
Buku ini berisi berbagai cerita para penulis, tentang bagaimana support system bekerja dalam keseharian. Keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan masalahnya membutuhkan support system yang kuat. Tidak jarang pula beberapa orang mampu membangun rasa support yang ada di dalam dirinya sendiri. Pada akhirnya, akan disadari bahwa orang-orang di sekitar kita begitu penting dan menjadi motivasi sebagai semangat hidup kita. Rasa inilah yang seharusnya kita tumbuhkan, menyayangi diri dan menyadari adanya orang-orang penting yang menjadi support system bagi diri kita.
Mau tahu judul-judul cerita dalam buku Support System, tengok katalognya saja!
Sejak awal, PJ saya, yaitu Mbak Dewi membuka event ini, saya langsung tertarik untuk ikut serta. Dari konsep sudah sangat menarik. Lagipula, saya mungkin salah satu dari sekian manusia yang sering merasa sendirian di dunia. Hiks. Betapa tiap kita membutuhkan support system di sekitar. Kadang kehadirannya tidak kita sadari sebelumnya. Tak hanya keluarga, kadang support system bisa juga hadir dalam bentuk teman, tetangga, bahkan juga dia yang kita kenal di dunia kerja.
Mau tahu intipan beberapa cerita dalam buku ini? Mari kita simak.
Dibutuhkan dukungan orang lain untuk bisa melakukan aktivitas. Bedanya, ketika sakit fisik orang akan cenderung memaklumi dan memahami karena lukanya terlihat. Berbeda halnya dengan sakit psikologis, orang cenderung abai karena lukanya tidak terlihat. Walaupun tidak semua orang melakukan hal yang sama. Padahal, sama halnya dengan sakit fisik, orang dengan sakit psikologis juga membutuhkan orang lain sebagai pendukungnya untuk tetap bertahan dan berjuang melewati sakit. (“Support Sistem Sederhana” oleh Melani Pryta Dewi)
Ada kalanya aku benci mendengar tangisan sang bayi. Bahkan, saat ia tenang dan terlelap, suara tangisan ini masih terdengar di kepala ini, mengikuti ke mana pun aku pergi. Rasanya, aku ingin membenturkan kepala sekali lagi agar kebisingan ini segera hilang. (“Menjadi Ibu” oleh Narita Indrastiti)
Sudah dua minggu ini, Alex merasa ada seseorang yang selalu mengikuti ke mana pun ia pergi. Lelaki itu sering mengolok-olok dan membuat kesal karena berulang kali memintanya melakukan sesuatu yang aneh. Kejadian yang berlangsung tadi pagi pun akibat ulah pria itu. Ia menyuruh Alex melompat dari lantai dua. (“Ini Depresi Bukan Kesurupan, Sayang!” oleh Sesil Soejono)
Mika sekali lagi menegaskan bahwa pencernaan anak di bawah satu tahun belum siap untuk mencerna susu sapi. Sedikit ragu, Mika berkali-kali bertanya apakah Sonam sudah mengerti. Mika menawarkan diri untuk mengantar Sonam bertemu dokter laktasi di tempat suaminya bekerja. Mika—yang dulu mengalami sakitnya menyusui—mengira mungkin Sonam memilih susu formula karena putingnya lecet, atau karena mastitis. Pasti ada sebabnya, pikir Mika. Akan tetapi, tawaran Mika ditolak mentah-mentah olah Sonam. (“Setetes Susu Sonam” oleh Gayatri Farma)
Parahnya, aku tak menyadari perasaan depresi yang dirasakan. Merasa tidak berharga. Merasa hidup tak berguna. Sering kali aku menangis tiba-tiba dan menyembunyikannya di hadapan orang lain. Aku tidak ingin seorang pun melihat diri ini sedang menangis. (“Kedua Kaki Sebagai Pondasi” oleh Emmy Herlina)
Nah, itu dia beberapa cuplikan cerita di dalam buku. Tentu semakin penasaran, kan? Lebih penasaran lagi, siapa kira-kira yang menjadi naskah terbaik dalam buku ini?
Karena keistimewaan eventnya, akhirnya saya menentukan akan memilih dua terbaik, selain the best yang mendapatkan piala. Jadi, totalnya ada tiga orang terbaik.
Satu terbaik yang mendapatkan piala Nubar diraih oleh … Mbak Gayatri Farma, selamat, ya.
Dua terbaik lainnya siapa, ya? Selamat untuk Mbak Narita Indrastiti dan Mbak Sesil Soejono. Keduanya berhak mendapatkan buku antologi saya yang berjudul Seluk-Beluk Bunuh Diri.

Saya ucapkan selamat untuk ketiga pemenang, selamat untuk penanggungjawab antologi ini, dan selamat untuk semua kontributor, termasuk juga saya sendiri.
Insyaallah, tidak akan menyesal yang memilih buku ini sebagai salah satu koleksi bacaan yang akan menjadi pengingat kehidupan. Amin.
Manajer Area Sumatera
Emmy Herlina
One comment