Plastik, Oh Plastik! (Siti Rachmawati M.)
Di sebuah warung bakso, terlibatlah percakapan seperti terekam berikut ini.
Pembeli : “Mas, bakso dua. Bungkus!” kata seorang pembeli seraya mengacungkan jari tengah dan telunjuk.
Setelah menunggu beberapa saat kemudian.
Penjual : “Oke. Ni dah ready. Sudah ada saos, kecap dan sambalnya.” Sembari tangannya memasukkan dua bungkus plastik berisi bakso dengan kuah panas. Tak lupa saos, kecap dan sambal masing-masing dua kantong plastik kecil.
Pembeli : “Oh ya, es tehnya sekalian. Dua juga ya, Mas?”
Penjual : “Oke mbak. Ni dah semua. Total tiga puluh lima ribu rupiah.” Kemudian dia menyerahkan satu kantong plastik berisi bakso, saos, kecap, dan sambal. Plastik satunya berisi dua es teh yang dibungkus plastik dan sedotan.
Dari cuplikan dialog di atas, berapa banyak plastik yang terpakai? Plastik pembungkus bakso, saos, kecap dan sambal. Plastik pembungkus es teh plus sedotannya. Termasuk kantong plastik tempatnya.
Itu baru satu kasus dan dalam satu kejadian. Padahal setiap hari kita menjumpai banyak transaksi yang sering menggunakan plastik. Sampah plastik adalah salah satu sumber pencemaran lingkungan. Kita akan mudah menjumpai plastik tidak hanya di pasar, di toko, di restoran atau tempat-tempat lain. Karena plastik merupakan produk serbaguna, ringan, fleksibel, tahan kelembaban, kuat, relatif murah.
Plastik adalah benda yang sering kita gunakan untuk membawa barang-barang bawaan yang tidak bisa kita bawa dengan menggunakan kedua tangan. Kadang-kadang plastik juga kita gunakan untuk membungkus sesuatu benda yang kita beli atau barang (makanan atau minuman) yang akan kita berikan kepada orang lain.
Menurut hasil penelitian, masyarakat Indonesia hampir setiap harinya menggunakan 100 miliar kantong plastik. Cukup mencengangkan bukan? Berapa lama kantong plastik bisa terurai oleh tanah? Kantong plastik adalah salah satu sampah anorganik. Diperlukan waktu yang cukup lama agar kantong plastik tersebut bisa terurai. Sekitar 50 – 100 tahun. Puntung rokok 10 tahun. Kaleng soft drink (alumunium) 80 – 100 tahun.
Di samping itu, sampah plastik juga dapat menimbulkan pencemaran tanah, air dan udara. Bahkan di tanah, dapat menghalangi proses peresapan air dan sinar matahari. Sehingga mengurangi kesuburan tanah dan dapat menyebabkan banjir. Bisa Anda bayangkan, jika setiap hari kita memproduksi sampah plastik, bagaimana dengan kehidupan anak cucu kita kelak?
Menurut Dr. Agus Haryono dari Pusat Penelitian Kimia mengatakan bahwa jika kita tahu penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari, maka aman-aman saja. Namun hanya plastik yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) saja yang aman digunakan pada suhu tertentu dan minyak atau lemak jenis tertentu.
Oleh karenanya, kita harus berhati-hati dan harus teliti untuk tidak memasukkan makanan atau minuman panas ke dalam plastik. Saat ini 3R (Reduce, Reuse, Recycle) adalah solusi terbaik untuk mengelola, menangani dan menyelesaikan masalah sampah.
Reduce: mengurangi limbah sampah. Caranya? Membeli atau mengonsumsi yang benar-benar kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Membawa tempat makan atu tempat minum sendiri dari rumah. Membawa tas belanja sendiri dari rumah.
Reuse: menggunakan kembali barang bekas yang masih layak pakai. Misalnya: plastik bekas minyak goreng untuk menanam sayur-sayuran sebagai pengganti poly bag. Botol-botol bekas air mineral menjadi pot gantung. Botol bekas oli menjadi tempat sabun atau hiasan dinding, kardus sepatu menjadi tempat pensil dan sebagainya.
Recycle: mengolah kembali barang bekas menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna. Misalnya koran bekas dijadikan bubur kertas menjadi kotak pembungkus kado yang cantik, kemasan minuman sachet menjadi kerajinan tangan : tas belanja, lampion, kap lampu. Gelas kemasan air minum menjadi keranjang tempat air mineral dan sebagainya.
Tanpa kita sadari bahwa penyakit yang marak terjadi disebabkan oleh pola hidup dan pola makan kita sehari-hari. Ternyata plastik membahayakan kesehatan tubuh manusia. Di antaranya: menyebabkan kanker, mengganggu sistem saraf, menyebabkan depresi, pembengkakan hati, mengganggu sistem reproduksi, menyebabkan radang paru-paru.
Semoga di waktu yang akan datang, kita menjadi semakin bijak untuk memilih dan memilah dalam penggunaan plastik. Hijaukan bumi kita. Hijaukan bumi Indonesia. Ayo, kita mulai dari sekarang!!!
*Selesai*
Sumber informasi :
https://www.cnbcindonesia.com. Sebegini Parah Ternyata Masalah Sampah Plastik di Indonesia. Diakses 23 April 2020. Pukul 22.00. WIB
https://lingkungan hidup.com. Masalah Sampah Plastik di Indonesia dan Dunia. diakses 23 April 2020. Pukul 22.05. WIB
https://katadata.co.id. Pentingnya Pengelolaan Sampah Plastik. Diakses 23 April 2020. Pukul 22.11. WIB
Grobogan, 23 April 2020
Jumlah kata : 622 kata
nulisbareng/Siti Rachmawati M.
One comment