Naskah Terbaik dalam event Toga untuk Negeri Jilid 2

Judul: Toga untuk Negeri jilid 2
Penulis: Juniawati, dkk
Penerbit: Rumah Media, Jakarta

Sinopsis:
Menjadi sarjana adalah impian semua orang. Sukses meraih gelar sarjana adalah sebuah pencapaian luar biasa yang tentunya tak mudah. Butuh banyak perjuangan dan kerja keras. Terlebih permasalahan yang muncul sepanjang menjalani studi tidak sedikit, pastinya butuh usaha, dukungan bahkan pengorbanan. Apakah Anda pernah mengalami hal tersebut? Atau bahkan lebih tragis? Inilah buku yang berisi kisah heroik para pejuang akademik yang tidak hanya menyajikan euforia merayakan toga, tetapi juga menampilkan proses jatuh bangun yang sungguh melelahkan. Semua itu, tak hanya menjadi kenangan di hati, melainkan abadi dalam Antologi Toga Untuk Negeri Jilid 2.

***

Berawal dari pertama kali menjajal sebagai penanggung jawab event antologi di Nubar Area Sumatera, Mbak Juniawati telah membuat event yang bertemakan tentang perjuangan selama kuliah. Luar biasa. Event ini berjudul “Toga untuk Negeri”. Menjadi event keduapuluh di area Sumatera, tepatnya pada akhir tahun 2019 lalu.

Saya masih ingat, betapa inginnya menjadi bagian dari event ini. Apalagi bertepatan dengan awal perjuanganku kuliah lagi, melanjutkan impian S1 yang tertunda lama sekali. Bayangkan, saya bahkan menjadi salah satu mahasiswi tertua, saat itu. Yang mana kebanyakan mahasiswa konversi adalah fresh graduate dari D3 dan langsung melanjutkan S2.

Event ini pun berlanjut dengan sukses. Terbukti dengan lekas penuhnya kontributor, hingga akhirnya saya pun nggak kebagian. Hal tak terduga, saat Mbak Jun membuat kembali event bertajuk sama. Kali ini, lagi-lagi terkendala kesibukan. Karena bertepatan dengan mengejar target agar bisa wisuda on time. Wah!

Baca juga: Ini dia katalog “Toga untuk Negeri” jilid 2

Anyway. Cerita-cerita yang terkumpul dalam event ini pun, tak kalah menarik dari jilid 1, saya kutip beberapa yang saya anggap menarik.

“Kenapa ini skripsiku? Aduh, Bang! Bagaimana ini? Astagfirullah … skripsiku hilang. Cepatlah Bang, lihat!”
“Iya … sebentar. Kenapa panik?”
“Gimana ndak panik, file skripsiku tak ada di komputer ini. Ke mana perginya, Bang?”
Aku terpaksa menarik Kadariah, teman sekelasku di kampus yang menjadi istri Bang Zakaria.
“Ngopi sebentar. Biar tenang. Udah dua hari, lo, belum gerak-gerak dari komputer.”
Ndak bisa, Bu. Ini bukan selembar dua lembar tapi sudah puluhan halaman.”
(Demi Skripsi, Perjuangan Tiada Akhir oleh Juniawati)

Tuhan menyuruhku, “berhenti berdoa!”
Aku bingung, kenapa harus berhenti berdoa? Apakah Tuhan tidak suka dengan orang yang berdoa?
Tuhan mengulanginya lagi dengan kalimat yang lebih panjang, “Anak-Ku, berhenti berdoa meminta donatur. Mengapa kamu tidak berdoa untuk orang tuamu saja agar pekerjaannya Ku-berkati. Dengan kamu berdoa meminta donatur kamu tidak percaya bahwa aku Tuhan, sanggup melakukan segalanya. Rencanamu boleh gagal tetapi rencana-Ku atas hidupmu tidak akan pernah gagal.”
(Tuhan Menyuruhku Berhenti Berdoa oleh Sandi Hutahaean)

***

Luar biasa. Sudah terbayang kan, garis besar cerita dalam buku ini. Betapa tidak ruginya memiliki buku ini sebagai salah satu koleksi bacaan kita. Anggap sebagai penyemangat kita dalam menuntut ilmu. Nah, dari tulisan yang terkumpul, selalu dipilih satu terbaik yang berhak mendapatkan piala. Siapakah dia? Simak tulisannya.

***

Skripsi … oh, skripsi … Kamu seharusnya kutemani setiap malam. Namun sayang, ujung jariku yang biasa menciptakan ketikan harus beristirahat dahulu. Pikiranku lumayan stres kala itu. Aku yang memiliki nilai kuliah selalu di atas rata-rata setiap semester, harus berdiam diri antara rumah dan rumah sakit. Teman-teman yang sebelumnya berada di belakangku mulai mengajukan sidang skripsi. Waktuku di semester akhir harus bertambah karena musibah ini. Namun, aku yakin pasti Allah memberikan yang terbaik untuk diriku.” (Celaka, Jariku Terputus Saat Mengetik oleh Dewi Adikara)

Mbak Dewi Adikara, terbaik dalam “Toga untuk Negeri” jilid 2. edited by canva

Wah, selamat ya. Tulisan ini tak hanya unik dari segi judul, gaya bercerita, juga minim pengeditan. Mbak Dewi Adikara layak menjadi terbaik dalam event Nubar Sumatera “Toga untuk Negeri” jilid 2.

Buat para pembaca. Insyaallah tidak akan menyesal memilih buku ini sebagai salah satu koleksi bacaan. Bisa juga kita hadiahkan untuk putra-putri kita, atau siapapun yang sedang berjuang meraih toga. Semangat!

Manajer Area Sumatera
Emmy Herlina

0Shares

2 comments

  1. Terharuuuuu… MasyaAllah, terima kasih yaa mbak Emmy, pak Ilham, mbok Jun dan kawan-kawan yang selalu membuatku semangat menulis🤗

Tinggalkan Balasan