Namaku Emmy
Namaku Emmy
Tak mengapa tak paham nama panjangku
Karena panggilanku adalah nama depanku
Namaku Emmy
Dengan huruf “y”, bukan “i”
Kau tahu aku tak suka saat orang salah menulis namaku
Apalagi dalam dokumen penting yang membuatnya tak berlaku
Namaku Emmy
Ingat-ingat penulisannya; E M M Y
Bukan Emi, bukan Emily
Bukan Ema, bukan pula Mi
Namaku Emmy
Seorang highly sensitive person, katanya
Yeah, aku seorang peka
Pahami mengapa, dengan membaca terusannya
Namaku Emmy
Seorang bungsu dari lima bersaudara
Orang tua mengasuhku dalam kondisi sudah tua
Orang tua sering memotongku saat bicara
Namaku Emmy
Sudah biasa dianggap tak tahu apa-apa
Lebih memilih diam karena sering dibentak, “DIAM!”
Tak punya pilihan selain mengalah di jenjang kuliah
Namaku Emmy
Kecilku memiliki banyak trauma
Yang bahkan baru berani kubuka setelah dewasa
Namaku Emmy
Belajar melukai diri sejak duduk di bangku SD
Karena ketika seorang terus merasa sendiri
Rasanya ingin sekalian tidak ada, bukan?
Namaku Emmy
Jangan heran bila kemudian hobi menyendiri
Di bangku sekolah pernah di-bully
Kupunya kelemahan cara berkomunikasi
Namaku Emmy
Kebanyakan yang tak suka memilih menjauhi
Tanpa pernah aku memahami
Apa salah pada diri
Namaku Emmy
Seorang punya keadilan yang tinggi
Yang takkan bisa tahan bila terzalimi
Namun saat kuungkap protes diri
Selalu berakhir kesalahpahaman karena salahku berkomunikasi
Namaku Emmy
Ditertawakan karena bergeser-geser lokasi
Luka besar menganga di hati
Terpahat sempurna sisi demi sisi
Namaku Emmy
Bila ada suatu keinginan terbesarku
Aku hanya ingin mereka melihatku
Namaku Emmy
Bahkan pakar psikolog sudah mengatakan
Suatu keajaiban aku bisa bertahan
Namaku Emmy
Pada akhirnya aku hanya tinggal di tempat yang nyata
Bersama mereka yang menganggapku ada
Bandar Lampung, 17 Mei 2020
nulisbareng/EmmyHerlina