Surat

CINTA TAK SALAH PART 18 (Putri Zaza)

CINTA TAK SALAH PART 18

Part sebelumnya di CINTA TAK SALAH PART 17 (Putri Zaza)

Fitnah yang dilontarkan oleh temannya Eci, si adik tingkat, hanyalah angin lalu. Ttak ada api jika tak ada percikkannya.’ Ziva tersenyum mendengar semua pembelaan yang dilakukan Eci dan Nana.

“Biar waktu yang menjawab,” ucap Ziva singkat dan menghentikan kekesalan keduanya dan mengajak pulang karena sudah malam.

Setibanya di rumah Ziva mengecek ponsel yang sedari tadi bergetar. ‘Andri,’ matanya menyipit dan membaca nama kontak lebih teliti, ‘ada masalah apa nih, orang’.

“Assalamualaikum,” sapa Ziva dan di seberang sana menjawab. Andri, sahabat zaman SMA. Perlahan Ziva membuka jilbab dan duduk di pinggir kasur dan memeluk guling tandanya siap untuk berlama-lama mendengar curhatan.

“Apa kabar? Sudah lama tak mendengar suara cemprengmu, haha.”

‘Masih menyebalkan seperti dulu’. “Alhamdulillah baik. Enak aja cempreng, kamu tuh, perlu ke THT deh.” Keduanya tertawa, seketika Ziva lupa dunianya yang sedang bermasalah, ia seperti berada di dunia yang berbeda saat berhadapan dengan Andri. Benar saja sesuai firasat Ziva.

“Mantan gua mau nikah, Zi,” ucap Andri dengan nada menurun.

‘Mantan? Sejak kapan anak ini punya pacar?’ Alis Ziva bertemu bingung karena empat tahun tanpa kabar tiba-tiba bilang kalau mantannya mau nikah.

Setelah mencerna semua curhatan Andri, ia paham kalau sahabatnya ini ditinggal nikah tanpa kata putus dan rupanya si perempuan ini, sudah memiliki hubungan dengan sang calon suami ketika masih bersama Andri.

Ziva tau persis rasa sakit ketika dikhianati, tapi sakit hati yang dirasakan sahabatnya ini lebih perih dari yang ia alami. Setidaknya sebelum Ihsan memutuskan untuk menikahi perempuan lain, mereka sudah tak memiliki hubungan.

“Udah ikhlasin ajah, berarti Allah udah nunjukin kalau bukan dia jodohmu.”

“Ikhlas kok, gua cuma pengen minta tolong cariin kado buat pernikahannya dia, daripada gua khilaf beli bom. Haha.”

“Emangnya diundang? Percaya diri sekali anda bakalan diundang,” goda Ziva.

“Diundanglah, nanti bakalan aku kirim foto undangannya!” ujarnya kesal dan menutup sambungan telponnya.

Ziva yang sangat puas membuat sahabatnya kesal tertawa terbahak-bahak. Hingga teriakan mamanya menghentikannya dan berubah jadi tawa yang ditahan.

***

Hari ini, Ziva lebih bersemangat ketika berangkat kerja pasalnya hari ini adalah tanggal merah yang berarti semua karyawan libur, walaupun dirinya harus tetap bekerja setidak pekerjaannya lebih sedikit dibanding hari biasa.

‘Cari kado buat mantannya Andri ah, daripada ngantuk’, lalu ia mengambil ponsel dan membuka aplikasi marketplace. Lama ia berkutat dengan ponselnya hingga pekerjaan yang ia tunda-tunda menunmpuk, kesal dan bingung akhirnya ia langsung menentukan tanpa konfirmasi kepada Andri. Sekalian beli buat Ihsan dan Fia, deh. ‘Diundang apa enggak urusan belakangan’.

[Zi, ketemuan yuk!]

[Yuk! Aku udah dapat barang untuk kamu kasih ke mantanmu]

Bersambung…

Cibitung, 22 Agustus 2020

Nulisbareng/putrizaza

0Shares

One comment

Tinggalkan Balasan